Cinlok KKN, Problematika Cinta di Hati Mahasiswa Semester Tua

Disclaimer: penulis tidak sedang jatuh cinta ketika KKN. Pembahasan Cinlok KKN ini penulis utarakan dari gabungan fakta lapangan dan pustaka yang ada. Jadi, jangan salah paham. Check this out!

Sistem Kuliah Kerja Nyata (KKN) di tengah Pandemi memang beda-beda. Namun penulis merasakan KKN gaya baru yang dilaksanakan hampir satu semester. Namun pelaksanaannya fleksibel tidak seperti KKN biasanya.

“Awas! Jatuh cinta pas KKN.” Kata seseorang pada saya ketika dulu masih semester 3. Setelah mengalami KKN, saya jadi bisa mengonstruksikan segala faktor yang ada sehingga tulisan ini terjadi.

Cinlok: Cinta Lokasi – Konsekuensi Hati

Cinlok adalah singkatan dari Cinta Lokasi. Cinta adalah kisah problematis dengan ungkapan love is so blind (Gunawan, 2018). Lokasi adalah sebuah tempat  di mana seseorang berada. Sehingga cinta lokasi bisa didefinisikan sebagai kisah problematis dalam satu tempat.

Saya mengambil pengertian kisah problematis karena Cinlok KKN itu seringkali jadi masalah. Apalagi bagi orang yang ada di bawah ini:

Bagi tiga jenis orang itu, Cinlok KKN adalah sebuah problem. Dalam Psympathic: Jurnal ilmiah Psikologi, ada lima faktor yang menyebabkan orang merasa dicintai. Diantaranya  adalah

  1. Mendapatkan pujian (words of affirmation),
  2. Menghabiskan waktu bersama pasangan (quality time),
  3. Mendapatkan bantuan dari pasangan (acts of service),
  4. Memperoleh hadiah (receiving gift), dan
  5. Menerima sentuhan fisik (physical touch) (Surijah, 2019).

Nah, dari lima faktor tersebut, semuanya memiliki potensi terjadi di lokasi KKN dengan presentasi hingga 90%. Semua aktivitas KKN, bisa mengundang lima faktor tersebut. Maka dari itu, KKN itu bahaya! Wakakaka..

Maka saya ungkapkan sebagai konsekuensi hati. Cinta lokasi adalah sebuah konsekuensi logis karena cinta bisa timbul oleh lima faktor di atas. Satu kata yang mewakili itu semua adalah, “DEKAT”. Secara fisik maupun jiwa.

Problematika Cinlok KKN dalam Kajian Logika

Secara ilmiah, cinta itu bisa diartikan sebagai gejala sistem saraf mamalia untuk memilih pasangan dalam rangka memenuhi kebutuhan seksual (Kiranadi, 2010). Boleh dikatakan, cinta itu adalah gejala yang normal, apalagi bagi manusia yang sudah pada umurnya.

Maka tidaklah salah, jika manusia di rentang umur 20-22 tahun (Semester 6), merasakan cinta. Karena pada usia tersebut, hormon cinta sedang bekerja dengan maksimal untuk mencari jati diri dan cinta hakiki. Ea! Ea! Eeeaa….

Saya sama sekali tidak berani menyatakan cinta secara filosofis, karena menurut filsuf terkemuka, “Orang yang tahu apa makna cinta, berarti ia belum tahu apa itu cinta.”

Langsung masuk ke problematika Cinlok KKN:

1. Yang Ada ‘Dijamin’ akan Mengalahkan yang Istimewa

Masalah yang pertama adalah ‘Ada’. Coba dipikirkan analogi sederhananya, “Jika kamu berada pada posisi memilih pasangan jelek di depanmu atau putri/putra kerajaan yang sempurna fisik dan hatinya tapi sudah mati.”

Saya yakin, Kamu pasti akan memilih untuk ‘tidak memilih’. Tapi ‘tidak memilih’ bukanlah pilihan, maka mau tidak mau kamu pasti akan memilih pasangan jelek yang di depanmu. Alasannya apa? Ia ada dan realita.

Sedangkan putri/putra kerajaan yang sempurna itu sudah mati. Toh walaupun hidup ya paling ndak bakal milih kamu. Wkwkw…

Intinya apa?

intinya yang ‘ada’ pada alur waktu dan tempat yang sama, dijamin bisa mengalahkan yang istimewa sekalipun. Jadi tidak heran jika Cinlok KKN itu bisa timbul. Karena ia yang ada di KKN jauh lebih realita dan ada, ketimbang ia yang ndak tahu dimana dan sedang apa.

2. Semua tentang Distorsi Jarak dan Waktu

Hukumnya = Kecepatan Fisika >< Kecepatan Cinta

JIka kecepatan fisika itu Jarak/Waktu. Dengan perbandingan waktu sama, Semakin besar jaraknya, semakin besar kecepatannya. Dengan perbandingan jarak yang sama, semakin besar waktunya, semakin kecil kecepatannya.

Cinta memang sebuah distorsi kehidupan. Bahkan sekelas Fisika pun akan dibalik oleh cinta.

Dengan perbandingan waktu yang sama, semakin besar jaraknya, semakin kecil kecepatan cinta. Dengan perbandingan jarak yang sama, semakin besar waktunya, semakin besar pula kecepatan cinta.

Kesimpulannya, cinta timbul lebih cepat pada jarak yang dekat dengan waktu yang singkat. Uwow kan?

Jarak adalah sebuah problematika cinta yang melahirkan usaha alternatif untuk mencari solusinya (Imaningtyas, 2017). Jika tidak mendekatkan hubungan, ya cari yang baru tentunya.

3. Bukan Pandangan Pertama, tapi Pandangan Kehidupan

Problematika selanjutnya adalah hasrat hadir lewat mata. Dari mata turun ke hati. Namun bukan dari pandangan pertama. Karena menurut jurnal Personal Relationships, cinta pada pandangan pertama sebenarnya tidaklah ada, alias Hoax.

Menurut saya, cinta pandangan pertama itu lebih condong ganjen (untuk perempuan) dan mesum (untuk pria). Karena penentuannya adalah fisik. Tidak akan relate dengan pengertian cinta hakiki yang sudah memasukkan unsur Ilahi (dr. Aisyah Dahlan).

Kenapa Cinlok KKN terjadi?

Ya karena pandangan keseharian terpampang terus menerus. Pagi dia ngapain, siang di ngapain, sore dia ngapain. Saking seringnya berkegiatan bareng, embun asmara pun muncul. Jadi bukan pandangan pertama, tapi pandangan terus menerus dan berirama.

Maksud berirama ini adalah atmosfer lingkungannya. Misalnya:

  • Didukung teman-teman satu kelompok
  • Dijodoh-jodohkan atau dipantas-pantaskan
  • Dipanas-panasi atau diprovokasi

Lambat laun, otak akan bekerja. Mengolah data, memadukannya, dan akhirnya merestui irama lingkungan tersebut. Akhirnya dari embun menjadi butiran air yang semakin hari semakin deras. That’s logic!

Infografis Cinlok KKN

Problematika ‘Pacarku dapat Pacar Baru’

Dari semua pembahasan sebelumnya, tentu sangat logis bila seseorang mendua karena lokasi. Memutuskan berkhianat karena merasa lebih terhibur dengan orang yang ada. Entah niatnya main-main atau serius, banyak orang yang melakukan perselingkuhan ini.

Bahkan malah terjadi kasus, “Karena kau selingkuh, akupun selingkuh, biar sama-sama kita selingkuh!”

Dari fakta tersebut, dapat disimpulkan KKN adalah sebuah ajang untuk menguji kesetiaan. Awokaka, agak lebay sih. Namun cukup logis memang, apalagi jika KKN-nya di lokasi yang sama dengan rentang waktu yang lumayan lama.

Namun tidak perlu khawatir, cinta akan hilang ketika jarak mulai merentang.

Jadi, Cinta yang abadi itu tidak ada dalam realitas hubungan di luar pernikahan (yang ikhlas bukan karena dijodohkan). Karena apa? Karena pernikahan itu adalah ungkapan cinta sebagai simbolisme kesetiaan dan komitmen.

Maka tidak heran jika Cinta yang ditemukan bersinar ketika KKN, akan redup ketika acara KKN sudah ditutup. Awokaka…

Maka dari itu, lebih baik tetap setia daripada mencari yang ada namun lenyap pada akhirnya. Ya memang sih, semua bakalan lenyap, namun ujian kesetiaan itu bisa dikatakan berhasil ketika Kamu selesai KKN tanpa bekas noda.

Tips Agar Tidak Cinlok KKN

Gimana ya, kalau kasih tips secara pengalaman sih nggak bisa. Masalahnya saya ndak pro dalam hal kasih tips cinta. Awokaka…

Agar adil dan tidak sok menggurui, saya berikan tips berdasarkan data dan kajian pustaka deh.

1. Berpikir Bukan Pada Fisik

Menurut Acocella (1990), cinta itu timbul karena ketertarikan pada fisik. Fisik ini saya artikan sebagai tubuh dan sesuatu yang bisa dihindarkan. Entah itu sentuhan, suara, dan lain-lain. Jadi, jangan ganjen dan mesum!

Jika kamu tidak aneh-aneh ketika berinteraksi, dijamin pasti akan aman dari Cinlok KKN. Biasa aja, lakukan tugas sewajarnya.

2. Sadari Five Love Language!

Sudah saya sampaikan dari Psympathic: Jurnal ilmiah Psikologi, ada lima faktor yang menyebabkan orang merasa dicintai. Sadar diri dan jangan lakukan semua hal tersebut secara berlebihan.

Jika memang harus berinteraksi, ya biasa saja. Semua yang dilakukan dengan biasa, ya pasti akan biasa aja. Wkwkw…

3. Sadari Itu Cinta Lokasi

Jika menurut Surijah (2019) Cinta bisa terjadi karena kebersamaan dalam kurun waktu tertentu. Maka sadarlah, jika Anda jatuh cinta ketika KKN, ya itu adalah cinta lokasi. Anggap saja, cinta lokasi itu sulit untuk abadi.

Karena sesuatu yang bersinar dengan cepat, pasti akan redup dengan cepat pula. Apalagi KKN Cuma 2 minggu atau 1 bulan.

4. Nggak Usah Cinta-cintaan Pas KKN

Tips terakhir biar aman, jadi anak Ambis KKN. Melakukan semua aktivitas dan kegitan dengan maksimal. Biarkan lawan jenis menggoda matamu. Tetap fokus pada proker dan cari nilai prestasi di lokasi KKN saja. KKN nggak bakalan lama.

Dah lah!

Kesimpulan

Hampir dua jam lho saja buat artikel ini (belum include waktu cari dan baca jurnal serta referensi). Semoga usaha saya memaparkan Problematika Cinlok KKN ini bisa bermanfaat untuk kamu semuanya. Semangat untuk yang KKN dan jangan lupa sarapan! Jaga kesehatannya di semester tua!

Referensi

  • Fimela. 2018. Bukti Penelitian, Cinta Pandangan Pertama Sebenarnya Tak Pernah Ada!.  https://www.fimela.com/lifestyle-relationship/read/3776687/bukti-penelitian-cinta-pandangan-pertama-sebenarnya-tak-pernah-ada Akses 27 Maret 2020 pukul 23.30.
  • Gunawan, Leo Agung Srie. 2018. Problematika Jatuh Cinta : sebuah Tinjuan Filosofis. Logos. Vol.1 No.1
  • Irmaningtyas, Intan, dkk. 2017. Pengekspresian Jatuh Cinta Siswa Sekolah Menengah Pertama Melalui Media Tulisan: Kreativitas atau Vandalisme?. Jurnal Kajian Bimbingan Konseling, 2(4), Hal. 165-178.
  • Kiranadi, B. 2010. Cinta dan Neurotransmiter (Love and Neurotransmitter). Indonesian Journal of Veterinary Science & Medicine. Vol 1. No.2
  • Siragih, J, dan Irmawati. 2005. Fenomena Jatuh Cinta pada Mahasiswa. Psikologia. Vol.1 No.1
  • Surijak, Edwin Adrianta, dkk. 2019. Apakah Ekspresi Cinta Memprediksi Perasaan Dicintai? Kajian Bahasa Cinta Pasif dan Aktif. PSYMPATHIC : Jurnal Ilmiah Psikologi. Volume 6, Nomor 1, 2019: 1-14
Bagikan postingan ini:
Laskar Pena
Laskar Pena
Articles: 223

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You cannot copy content of this page