Duka Bencana

Berjalan seiring dengan perubahan zaman,

mencoba untuk terus melangkah walau derauan angin begitu enggan tuk merubah dari kencangnya badai tuk menjadi selembut  semilir yang dapat menjadi penyejuk hati.

Berbagai rasa yang dihadapi, telah bersanding satu persatu dalam hati.

Kala itu, tetesan lembut air yang menyapa menjadi teman perjalanan hangat dikala sore.

Walau sepi, namun mereka dapat meramaikan disetiap langkah perjalanan disela-sela waktu.

Bersama dengan awan hitam yang mengelilingi, membuat seakan langkah kaki akan terhenti karna kemelutnya suasana disore hari.

Datang tak terhenti, tinggal tuk dinanti-nanti dan pergi menuai arti.

Namun, jika bumi tidak dapat menampung banyaknya massa yang ada dalam dirinya yang datang tak terhenti,

Maka akan terus tak terhenti hingga membawa suasana mencekam dalam hati.

Tak akan ada lagi arti ketika mereka meninggalkan pergi

Namun mereka akan meninggalkan luka duka dalam hati yang berkecimpung perih dalam sanubari.

Bagikan postingan ini:
Laskar Pena
Laskar Pena
Articles: 223

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You cannot copy content of this page