“Agent of Change” Katanya

Kenapa sih yang selalu trending harus konten-konten yang (un)faedah?
Orang makan cilok trending.
Orang nge-Prank trending.
Orang pamer harta trending.
Sampai orang yang pasang behel saja trending.

Sejujurnya kami sempat kesal (bahkan hampir muak) dijejali berita yang menurut kami tidak memberikan impact (dampak) apapun untuk kita. Lalu, suatu hari kami pun berfikir. Ini ada yang salah. Mengapa ini semua bisa terjadi? Mengapa konten-konten demikian Begitu laris manis di pasaran? Kami sadar bahwa hal itu terjadi karna orang-orang yang memiliki pemikiran untuk mengubah itu hanya berdiam diri. Berpangku tangan atau hanya menjadi penikmat bisu tidak bisa melakukan apapun. Maka jangan menyalahkan jika mereka semua mampu menarik perhatian publik.

Sebelum mengulik lebih lanjut lagi mengenai hal ini, kami sebagai generasi Z -Alpha- (Menurut Bapak Hasanudin Ali dalam bukunya mengatakan generasi yang lahir tahun 2001-sekarang. Sedangkan yang lahir tahun 1980-an sampai 2000-an disebut generasi Millenial) akan memiliki banyak peran untuk masa yang akan datang. Kami terkejut sekali saat mendengar pidato dari seorang perempuan pemimpin salah satu partai. Beliau mengatakan “Apa sumbangsih yang kaum (generasi Z) ini berikan pada negara? Apa cuman demo dan merusak?” banyak muncul pro dan kontra di masyarakar setelah beredarnya pidato ini.

Banyak kalangan yang menilai ujaran beliau terkesan kurang bijak. Akan lebih baik jika menggunakan diksi yang lebih tepat seperti”Apa yang akan kalian lakukan (cita-cita) demi perkembangan atau kemajuan negara di masa yang akan datang?” atau bahkan “Apa yang perlu kami bantu (lakukan) untuk mendukung mimpi dan cita-cita kalian demi masa depan bangsa?”

Kalimat-kalimat seperti itulah yang sebetulnya generasi Z butuhkan untuk membangkitkan semangat, terus mengejar peluang untuk menuju kearah yang lebih baik. Bukan Judgement yang ‘menjatuhkan’ mental.

Kebanyakan dari kita selalu berpikir mengenai “Apa yang akan saya lakukan 5 tahun kedepan? Setelah lulus kuliah saya akan bekerja dimana? Saya akan digaji berapa? Semuanya berdasar kata saya, saya, dan saya. Malam ini pikiran kami terbuka bahwa sekarang bukan zamanya menjadi anak muda yang eksklusif (memikirkan diri sendiri). Alangkah lebih baiknya kita juga berdedikasi untuk masyarakat kita di masa yang akan datang. Mulai merubah mindset kita dari yang hanya untuk diri sendiri menjadi untuk masyarakat (kaum) kita.
Dalam Al qur’an (kitab suci umat islam) sendiri dijelaskan bahwa “Tuhan (Allah) tidak akan merubah nasib suatu kaum, sampai mereka merubah nasib dirinya sendiri” Islam telah mengajarkan kita hal yang luar biasa. Memulai dari diri sendiri kemudian berimpact (berdampak) pada kaum (orang banyak). Value yang bisa kita tarik disini adalah dunia tidak hanya mencatat orang yang cantik atau tampan saja. Tetapi dunia lebih suka mencatat orang yang memberikan banyak manfaat pada khalayak. Tidak asing bagi kita mengenai Lion Heart penulis buku 100 orang paling berpengaruh di dunia menempatkan Nabi Muhammad SAW menjadi orang pertama disana. Karna agen perubahan sangat dibutuhkan tidak hanya zaman dahulu tapi juga sekarang.

Sebagai agen perubahan (agent of change) lalu apa yang harus kita lakukan? Mulai dari mana? Marilah belajar Menganalisis keadaan (analisis SWOT) mencari tahu berapa waktu yang kita punya untuk membuat perubahan, kekurangan, tantangan dan peluang, kekuatan semua harus dipikirkan matang-matang. Paling penting disini adalah Generasi Z membutuhkan mentor. Pernah mendengar sebuah analogi yang mengatakan seorang kurcaci yang berada di pundak raksasa memiliki wawasan (juga persepektif) yang lebih luas. Kita kurcaci itu dan carilah raksasanya. Dalam kitab ta’limul muta’allim juga diajarkan 6 syarat belajar (membuat perubahan). Ada Semangat, Cerdas, Sabar, Petunjuk Guru, Harta, Waktu yang panjang. Maka peran mentor disini sangatlah penting. Sebagai penutup kami ingin mengutip kalimat motivasi dari Benyamin Franklin Beliau mengatakan “When people stop changing, they are dying”.

Bagikan postingan ini:
Laskar Pena
Laskar Pena
Articles: 224

One comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You cannot copy content of this page